PWI Kolaka Ingatkan Wartawan Jangan Jadi Perusak Bahasa

  • Bagikan
Kegiatan penyuluhan Bahasa Indonesia untuk media massa di Kabupaten Kolaka, Sultra yang dihadiri puluhan wartawan, Selasa (20/2/2018). (Foto: Mirwan/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara mengingatkan wartawan di Kolaka untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan naskah berita. Hal itu diungkapkan oleh Sabaruddin T. Paulus selaku Dewan Penasehat PWI Kolaka, dalam kegiatan penyuluhan bahasa Indonesia untuk media massa yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara pada Selasa (20/2/2018) di salah satu hotel di Kolaka.

“Jangan ditonjolkan bahasa pasaran, kita seharusnya menonjolkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan,” kata Sabaruddin dalam kegiatan yang dihadiri 40an wartawan Kolaka itu.

Mantan ketua PWI Kolaka itu juga mengingatkan, wartawan jangan menjadi  perusak bahasa Indonesia. “Seringkali kita pers dituding sebagai perusak bahasa, karena tak jarang dari kita dengan sembrono mengumbar bahasa tidak sesuai prinsip jurnalistik sendiri, tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia, seenaknya saja. Marilah kita benahi semua itu,” jelas Sabaruddin.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, lanjutnya, peran fungsi pendidikan yang diemban pers selain fungsi sosial kontrol juga terlaksana. Dalam artian, setiap bentuk apapun yang dilakukan media senantiasa dalam konteks mengedukasi.

“Tidak hanya tercermin dari sikap dan prilaku wartawan, tetapi juga bagaimana tulisan dihasilkan dapat mencerahkan masyarakat, berkualitas, dan menggunakan bahasa yang baik pada masyarakat,” ungkap pendiri koran Pena Alam tersebut.

Sementara itu, Kepala Kantor Bahasa Sultra, Sandra Safitri mengapresiasi kehadiran wartawan dalam kegiatan penyuluhan Bahasa Indonesia, sebab dalam kajian di tiga kabupaten, yaitu Kota Kendari, Baubau, dan Kolaka, penggunaan bahasa Indonesia di media masih banyak terdapat kekeliruan. 

“Kita ambil contoh di tiga kabupaten, yaitu Kendari, Baubau, dan Kolaka, dari penelitian beberapa media  penggunaan bahasa masih banyak kekeliruan, makanya kami perlu turun tangan dengan melakukan penyuluhan,” terangnya.

Dia berharap, di antara wartawan bisa saling bertukar pikiran dengan kantor bahasa mengenai persoalan kebahasaan. “Selain juga itu kami harapkan kita bisa saling bertukar pikiran mengenai persoalan kebahasaan,” tambahnya.

Laporan: Mirwan

  • Bagikan