Yayasan Kalla Rehabilitasi Ribuan Lahan Kritis di Tiga Kabupaten

  • Bagikan
Deputy Project Director Yayasan Kalla, Sapril Akhmady (kedua dari kanan) bersama perwakilan Pemprov. Sultra. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kembangkan program proyek EQSI Projek di Sulawesi tenggara (Sultra) Yayasan Kalla yang mendapat dukungan dana dalam bentuk kemitraan dari Millenium Challanges Accaunt (MCA-Indonesia) sebagai implementer dari program Millenium Challenge Corporation (MCC) mewakili pemerintah Amerika Serikat akan melakukan reforestasi atau menghutankan kembali hutan dan lahan kritis seluas 700 hektar di tiga kabupaten di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ketiga kabupaten yaitu Kolaka Timur, Konawe, dan Konawe Selatan. Yang mana, akumulasi lahan kritis di tiga daerah tersebut telah mencapai 291.669 hektar. Misalnya kerusakan di 122.471 hektar kawasan hutan lindung dan 198 hektar kawasan luar hutan.

Diprediksikan, luas lahan kritis ini semakin meningkat, apabila tidak diimbangi dengan upaya rehabilitasi lahan yang tepat. Dampaknya bisa terjadi longsor, erosi, dan produktifitas lahan menurun.

Deputy Project Director Yayasan Kalla, Sapril Akhmady mengatakan program rehabilitasi hutan sudah sejak lama dilakukan. Tetapi untuk wilayah Sultra baru pertama kali ini terselenggara. Terlebih lagi cara penaburan benih lewat udara atau yang lebih dikenal dengan “air seeding” merupakan hal baru diterapkan di wialyah tersebut. Teknik ini ,dianggap sebagai solusi alternatif untuk menanggulangi luas lahan kritis yang meningkat.

“Pelaksanaan reforestasi itu akan kita lakukan secara manual dan air seeding untuk penanaman manual seluas 1500 hektar dengan jumlah bibit 899, 161 pohon. Sedangkan penanaman dengan metode air seding seluas 5.500 hektar dengan jumlah benih 11. 468 kilogram melalui penaburan dari udara menggunakan pesawat helikopter,” kata Sapril, Kamis (14/9/2017).

Program ini terwujud berkat kerja sama pemerintah Sultra dan Yayasan Kalla. Dari 7 hektar yang dicanangkan oleh Yayasan Kalla melalui program EQSI Project yang akan direhabilitasi akan dilakukan dengan melalui dua metode, yaitu metode air seeding dan manual. Kawasan kritis dari beberapa desa di tiga kabupaten yang telah ditetapkan, berdasarkan hasil survei dan usulan masyarakat. Sementara jenis bibit tanaman yang akan ditanam yaitu Sengon, Akasia, Gmelina, dan Kaliandra.

“Lokasi reforestasi berdasarkan metode penanaman dari tiga kabupaten sebanyak 40 desa, desa dengan metode penanaman khusus manual lima desa seluas 410 hektar, desa dengan metode penanaman air seeding sebanyak tujuh desa seluas 1211 hektar, dan gabungan keduanya sebanyak 28 desa seluas 5379,” terang Sapril.

Agenda penanaman perdana dijadwalkan 15 September 2017, sekaligus launching air seeding di Desa Lakomea, Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). 

Launching nantinya dihadiri Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup yang di wakili oleh Dirjen PDASHL-KLHK, Gubernur Sultra yang diwakili oleh Dinas Kehutanan dan Bappeda Sultra, Ketua Yayasan Kalla, Director MCA Indonesia, Bupati Konsel, serta beberapa kelompok tani setempat.

Laporan: Hasrul Tamrin

  • Bagikan