Proyek Jalan Aspal Dalam Kota Langara Seperti “Tenteng”

  • Bagikan
Jalur peningkatan jalan aspal dalam kota Langara, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan. (Foto: Aldi Darmawan/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE KEPULAUAN – Pengerjaan proyek peningkatan jalan aspal dalam kota Langara, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), menyisahkan bekas. Proyek yang dikerjakan PT FSS, bernilai kontrak lebih dari Rp 4,1 miliar itu rupanya mengalami kekurangan volume aspal. Dampaknya tentu, mempengaruhi kualitas jalanan yang dilalui kendaraan.

Berdasarkan nomor kontrak 620/02.09/SP/PPPJJK/DPU-KONKEP /2016 tertanggal 13 Juli 2016, jangka waktu pengerjaan proyek dipatok mulai 8 Juni sampai 4 Desember 2016. Seiring waktu, pelaksanaannya dilakukan tambah/kurang (contract change order) sesuai nomor 620/05.09/SP /ADD AMN /PPPJJK/DPU -KONKEP /2016 tanggal 5 November 2016 pekerjaan tersebut dinyatakan tuntas yang dinyatakan melalui berita acara pertama.

Namun, hasil pemeriksaan fisik oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Sulawesi Tenggara pada 7 April 2017 menemukan kejanggalan. Pasalnya, pemeriksaan yang dilakukan bersama PPTK dengan melakukan pengujian pengukuran panjang, lebar, dan ketebalan aspal ditemukan perbedaan dengan kontrak, seperti volume aspal terpasang 614,10 ton sedangkan volume berdasarkan kontrak 663,61 ton dengan harga satuan untuk pekerjaan aspal adalah senilai Rp 1.777.65,99/ton. Sehingga kekurangan volume aspal terpasang yakni senilai Rp 88.545.244,10 (49,81 tonxRp 1.777.659,99).

Menyahuti persoalan tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU ) Konkep, Israwan Sulfa mengungkapkanakan memberlakukan hukum kontrak. “Saya selaku penanggungjawab, bakal tetap memberlakukan hukum kontrak dengan adanya kekurangan volume tersebut,” ucap Israwan.

Kenyataannya dirasakan saat ini akibat kekurangan volume aspal, masyarakat harus merasakan kualitas jalan bergelombang. Sebagai bukti, 

setiap ada kendaraan dump yang melaluinya pasti meninggalkan bekas, terlebih saat ini jalan tersebut sering dilalui kendaraan dump besar. Mirisnya, masyarakat setempat mengakui bahwa jalan aspal tersebut adalah aspal tenteng atau aspal yang menimbulkan bekas apabila dilalui kendaraan muatan berat, sedang umur pengerjaannya belum lama.

Laporan: Aldi Darmawan

  • Bagikan