Perkenalkan Pantai Sorake, Nias Selatan Gelar Surfing Contest

  • Bagikan
Perkenalkan Pantai Sorake, Nias Selatan Gelar Surfing Contest

SULTRAKINI.COM: NIAS – Pemerintah Daerah (Pemda) Nisel memanfaatkan momen hari jadi Kabupaten Nias Selatan (Nisel) ke 14 untuk menarik kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Dua even keren pun di create pada 25-28 Juli 2017. Satunya Nias Selatan Open Surfing Contest 2017 (NSOSC 2017). Satunya lagi Festival Lagu Daerah, Budaya, dan Tradisi Kabupaten Nias Selatan.

Even-even keren tadi akan dilaksanakan di Pantai Sorake. Total hadiahnya, Rp 87 juta. Semua itu terselenggara atas kerjasama pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Nias Selatan dengan Asosiasi Peselancar Nias Selatan (APNS) mengadakan Nias Selatan Open Surfing Contest (NSOSC) dan didukung Kementerian Pariwisata. 

“Karena memang ombak lagi tinggi-tingginya, khususnya di Pantai Sorake, kami akan melaksanakan lomba selancar atau surfing yang terbuka bagi peselancar lokal dan mancanegara. Tentu, tujuan besarnya adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisata, baik lokal maupun mancanegara, ke Nias Selatan,” ujar Plt Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Nias Selatan Anggreani, Kamis (20/7).

Menurut Anggreani, kegiatan ini akan diadakan secara reguler setiap tahun sehingga para pencinta selancar serta wisatawan dari seluruh dunia bisa menikmati keindahan alam di Nias Selatan. Terakhir, lomba sejenis dilakukan tahun lalu pada pelaksanaan Pesta Ya’ahowu 2016.

Selain untuk memeriahkan peringatan hari jadi, NSOSC 2017 ini juga dimaksudkan guna menjaring bakat-bakat generasi muda Nias di bidang olahraga selancar sehingga mampu berkompetisi di tingkat nasional dan internasional pada masa mendatang.

“NSOSC 2017 akan dibagi dalam 3 divisi, yaitu Man Division (pria, 16 tahun keatas), Woman Division, dan Grommet (pria dan wanita),” sebut Anggreani.

Selain kegiatan NSOSC 2017, Pemkab Nias Selatan juga menggelar festival budaya dan tradisi, festival lagu daerah, dan adat istiadat Nias Selatan, seperti faluaya, famadaya harimao, lompat batu, tari moyo, dan fataelesa. Tradisi dan budaya ini adalah warisan leluhur Nias Selatan yang perlu terus dilestarikan.

Pantai Sorake merupakan surganya bagi pecinta surfing (bermain selancar). Pantai ini juga masuk dalam 10 besar tempat surfing terbaik di dunia bahkan disebut-sebut nomor 2 di dunia setelah Hawai. Di bulan Juni-Juli Pantai Sorake sangat ramai dikunjungi turis asing untuk berselancar karena ketinggian ombaknya bisa mencapai 10-12 meter.

Selain tempat favorit untuk selancar, pantai sorake ini sangat unik karena tidak ditemukan pasir yang melandai dimana pantai pada umumnya, yang ada adalah batu karang yang bertebaran. Terumbu karang yang ada dipantai ini sangatlah indah untuk dipandang. Kemudian, di sekitar pantai sudah terdapat penginapan dan hotel sehingga tidak perlu repot lagi.

Untuk menuju Pulau Nias melalui jalan laut, jarak yang harus di tempuh adalah kurang lebih 85 mil perjalanan laut atau 12 jam perjalanan laut dengan mengunakan kapal feri dari Kota Sibolga, Sumatera Utara menuju dermaga kapal Gunung Sitoli. Gunung Sitoli adalah satu-satunya kota terbesar di Pulau Nias.

Dari Gunung Sitoli menuju Kota Teluk Dalam memerlukan waktu 4 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat. Sedangkan perjalanan ke Pulau Nias menggunakan pesawat udara berangkat dari Bandara Kuala Namu, Kota Medan, Sumatera Utara.

Seperti diketahui, Kemenpar gencar perkenalkan spot baru surfing yang terhitung world class di Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, ada tiga hal strategis, dukungan promosi Kemenpar di event ini. 

Pertama, penggemar surfing ini adalah wisman yang kebanyakan berasal dari Australia. Mereka sudah menjadikan Bali sebagai the second home, karena surfing. Mereka sudah familiar berselancar di ombak Kuta Bali.

“Marketnya sudah jelas, mereka sudah ke Bali. Sekarang tinggal diperkenalkan spot baru itu ke negaranya,” kata Arief Yahya.

Kedua, prinsip dalam sport tourism juga harus dipakai. Di event-nya sendiri, mungkin tidak besar direct impact-nya, tetapi indirect-nya, atau media value-nya pasti jauh lebih tinggi.

“Dari media value itulah opportunity baru terbangun. Kalau wisman sudah jatuh cinta, mereka akan datang lagi bersama keluarga dan rombongannya. Rata-rata sport tourism itu 60% menjadi repeater,” ujar Menpar Arief Yahya.

Kemenpar RI.

  • Bagikan