Orangtua Larang Anak Masuk Sekolah, SMPN Satap Waangu-Angu Terancam Dibekukan

  • Bagikan
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buton, La Renda saat diwawancarai sejumlah awak media terkait SMPN Satu Atap (Satap) Waangu-Angu. (Foto: La Ode Ali/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BUTON – SMPN Satu Atap (Satap) Waangu-Angu, Desa Waangu-Angu, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara terancam dibekukan oleh Dinas Pendidikan setempat. Penyebabnya karena proses belajar mengajar terhenti hampir sebulan lamanya.

“Kalau memang tidak bisa lagi, ya kita bekukan, kalau siswanya tidak adakan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buton, La Renda kepada awak media, Selasa (29/8/2017).

Berhentinya proses belajar mengajar rupanya berasal dari para orangtua siswa yang tidak mengizinkan anaknya ke sekolah. Mereka kecewa dengan pihak dinas yang tidak mengindahkan usulan mereka sehubungan keinginan pergantian kepala sekolah Erwin Toronju dengan orang yang berasal dari warga setempat.

“Yang diusulkan masyarakat itu untuk menjadi kepala sekolah di situ adalah Pak Mursida. Tapi kan mereka tidak bisa mengintervensi kewenangannya bupati, Pak Mursadi ini berasal dari SMP 4 Pasarwajo, sementara SK Erwin Toronju yang keluarkan adalah Mendagri, kita mau tolak bagaimana,” terang La Renda.

Mursida merupakan Wakil Kepala SMPN 4 Pasarjawo sekaligus bertindak sebagai guru. Informasi Dinas Pendidikan Buton, yang bersangkutan juga tidak pernah mengusulkan diri untuk menduduki jabatan Kepala SMPN Satap Waangu-Angu. Namun apabila dikemudian hari, Mursida mengusulkan untuk mengiginkan jabatan itu, pihaknya akan mempertimbangkannya untuk dikoordinasikan bersama bupati. 

“Dia (Mursida) mengajar di sekolah yang hanya 15 orang siswanya, bagaimana dengan pemenuhan sertifikatnya, sementara tunjangan kepala sekolah hanya 400 lebih, kalau dia juga mau dipaksakan ke sana berarti SMP 4 harus ditambahkan lagi gurunya, karena satu keluar,” jelas La Renda.

Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas Bupati Buton, La Bakry menyatakan akan melakukan evaluasi. Dia berharap kepada guru dan siswa tetap melakukan proses belajar mengajar, begitupula dengan orangtua siswa supaya mengizinkan anaknya bersekolah kembali.

“Kita akan evaluasi, tapi harapan kita proses belajar mengajar tetap berjalan. Sebab kalau tidak, yang rugi adalah masyarakat itu sendiri, terlebih anak-anak kita,” ujar La Bakry.

Laporan: La Ode Ali

  • Bagikan