Menristek Dikti Sambut Baik Program Agroindustri Unilaki

  • Bagikan
Prof Laode M Kamaluddin (membelakang) berbincang-bincang dengan Menristek Dikti), Prof Dr M Nasir di kantor Kemenristek Dikti, Jumat (5/5).

SULTRAKINI.COM: Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti), Prof Dr M Nasir menyambut positif dan mendukung pengembangan agroindustri yang dilakukan oleh Rektor Universitas Lakidende Prof Dr Ir La Ode Masihu Kamaluddin.

Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Masihu dan Nasir di Jakarta pada Jumat (5 Mei 2017) sore. “Kami (Rektor Unilaki dan Menrsitek Dikti) membahas pengembangan Unilaki di bidang agroindustri,” jelas Masihu.

Dalam perbincangan santai itu, Masihu menjelaskan terobosan Unilaki dalam pengembangan agroindustri yang dikerjasamakan dengan pemerintah Kota Yongwei Korea Selatan, Universitas Nasional Seoul. 

Nasir mengapresiasi kemajuan Unilaki dengan melakukan terobosan di sektor agroindustri.

Masihu juga menyampaikan secara singkat tentang usaha mengembangkan pedesaan di Sultra melalui konsep kerjasama empat institusi yakni Unilaki, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat.

Menteri berjanji akan bertemu lagi Rektor Unilaki untuk membahas pola ilmiah pokok Unilaki di bidang agroindustri yang akan melibatkan masyarakat lokal sebagai tempat mahasiswa melakukan kuliah kerja nyata selama dua tahun sebelum tamat kuliah.

Dalam pengembangan agroindustri, Unilaki saat ini sedang membangun sejumlah green house yang dibiayai dari Pemerintah Korea Selatan untuk budidaya tomat dan cabe.

Untuk pengembangan tanaman tomat dan cabe melalui green house, nantinya Unilaki bukan saja membudidayakan tapi juga membuat idustri rumah tangga sehingga nantinya bisa menghasilkan produk berbahan tomat dan cabai, seperti sambal dan saus.

“Jadi nantinya yang dihasilkan bukan saja tomat, tapi kita harapkan ada pengolahan sehingga produknya bisa menjadi saus atau sambal olahan, yang kualitasnya tidak kalah dengan produksi pabrik yang ada di pasaran,” kata Masihu.

Dalam pengembangan agro industri, Unilaki mengembangkan program smart village, yang melibatkan empat komponen yakni perguruan tinggi, pemerintah, pengusaha dan masyarakat atau disebut dengan quarted helix. (frirac) 

  • Bagikan