Intensitas Gempa Sultra Masih Skala Kecil di 2017

  • Bagikan
Peta seismisitas Provinsi Sulawesi Tenggara April 2017. (Foto: Dok. Stasiun Geofisika BMKG Kendari/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika melalui pengamatan stasiun geofisika Kendari, menyatakan intensitas aktivitas gempa bumi sebanyak 24 kejadian dalam kurung waktu Januari-April 2017 di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Gempa tergolong berkekuatan kecil dan dangkal serta dipengaruhi aktivitas sesar atau patahan seperti Sesar Matano, Lawanopo, Lainea, Hamilton, Sesar di sekitar Kolaka, Lokal Bombana, Naik Tolo, Naik Labengki dan sejumlah sesar di daerah Buton.

Sesar-sesar berukuran besar di kerak bumi merupakan hasil dari aksi gaya lempeng tektonik dengan yang terbesar membentuk batas-batas antara lempeng, seperti zona subduksi atau sesar transform. Energi yang dilepaskan menyebabkan gerakan yang cepat pada sesar aktif yang merupakan penyebab utama gempa bumi. Menurut ilmu geofisika, sesar (Patahan) terjadi ketika batuan mengalami tekanan dan suhu yang rendah sehingga sifatnya menjadi britlle (rapuh). (Wikipedia-21/5/2017).

Perbandingan peristiwa gempa bumi periode empat bulan terakhir ini, Januari 2017 terbanyak adanya aktivitas gempa, yakni 17 kejadian yang dipengaruhi aktivitas sesar atau patahan berupa Sesar Matano, Lawanopo, Lainea dan Sesar Hamilton. Namun tidak dirasakan karena kekuatannya tergolong kecil dan dangkal.

Sedangkan Februari 2017, diketahui ada 13 kejadian yang didominasi gempa berkekuatan kurang dari 4.5 skala richter dan berada di kedalaman kurang dari 60 kilometer. Sedikitnya dua kejadian gempa, dirasakan skala I SIG di Kendari pada 17 Februari pukul 04:59:18.6 UTC atau 12:59:18.6 Wita di 14.4 kilometer timur laut Kendari. Gempa dirasakan juga skala I SIG pada 22 Februari pukul 05:31:33.2 UTC atau 13:31:33.2 Wita di 18.6 kilometer barat laut Rumbia tepatnya Kelurahan Kasipute, Kabupaten Bombana. Keduanya dipengaruhi aktivitas Sesar Kolaka, Lokal Bombana, Lawanopo, Naik Tolo, Naik Labengki dan beberapa sesar lokal di daerah Buton.

Gempa juga terjadi di Maret 2017 terhitung lima kejadian. Seperti halnya di awal tahun, gempa dilaporkan tidak ada yang merasakannya. Aktivitas itu terjadi sekitar perpanjangan Sesar Matano, Naik Labengki, Hamilton dan sesar lokal di Pulau Buton.

Begitu pula April 2017 terdeteksi enam kejadian gempa dengan kekuatan dibawah 4.5 skala richter, berada pada kedalaman dibawah 60 kilometer dan tidak berpotensi tsunami. Aktivitas gempa dilaporkan tidak dirasakan masyarakat setempat. Lokasi pusat gempa lokal berada di sekitar sesar-sesar Hamilton, Naik Tolo dan sesar lokal di Konawe Selatan dan Pulau Buton.

(Baca Juga: Barat Laut Lasusua Diguncang Gempa 4.1 Skala Richter)

  • Bagikan