Fitriani, Bayi Pengidap Hidrosefalus Disambangi Ketua DPRD Konawe

  • Bagikan
Ketua DPRD Konawe, Gusli Topan Sabara saat menjenguk Fitriani, bayi mengidap Hidosefalus (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Hati siapa yang tak iba dengan kondisi Fitriani, warga Desa Puroda, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe. Bayi berusia tiga bulan itu tengah berjuang melawan penyakit Hidrosefalus yang menggerogotinya.

Kabar tentang Fitriani terkuak ketika kepala Desa Setempat, Harjum melapor ke Ketua DPRD Konawe, Gusli Topan Sabara. Legislator PAN itu pun segera meluncur ke kediaman pasangan Sudirman (35) dan Siti Nurhayati (33) yang merupakan orang tua bayi mungil tersebut, Sabtu (29/04/2017).

Gusli yang sampai di kediaman Fitriani tak kuasa menahan haru. Berkali-kali air matanya nyaris tumpah, saat menyaksikan kondisi Fitriani yang terbujur lemas dalam buaian ibunya. Sang ibu pun kemudian mengutarakan keadaan anaknya itu.

“Anak ini sudah didiagnosa kena Hidrosefalus sejak usia kandunganku saat itu sudah delapan bulan,” curhat Nurhayati.

Hidrosefalus atau kepala air merupakan penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital (Wikipedia).

Mendengar penuturan ini, Gusli pun menimpali. Ia juga mengatakan, kalau penyakit yang diderita Fitirani juga pernah menimpa anak keduanya. Perasaan senasib itulah yang membuat Gusli terdorong untuk mengawal proses kesembuhan Fitirani.

“Kami akan kawal proses kesembuhan ananda Fitriani. Ibu dan bapak harus tetap kuat dengan cobaan ini. Insya Allah Tuhan pasti memberi jalan keluarnya,” ujarnya sambil mengusap kepala Fitriani.

Nurhayati kemudian bercerita banyak tentang kondisi ekonomi mereka. Ia sendiri hanya ibu rumah tangga biasa. Sementara suaminya hanyalah seorang petani. Keadaan itu membuat mereka tak mampu berbuat banyak. Terlebih ketika dokter mengatakan, jika biaya yang diperlukan untuk berobat hingga ke Makassar mencapai Rp15 juta. Sementara, uang mereka kumpul hingga saat ini baru Rp3 juta.

“Saya bersyukur sekali, karena pak Gusli sendiri sebagai perwakilan pemerintah memberikan dorongan untuk kesembuhan Fitirani. Saya berharap semoga pengobatannya nanti bisa berjalan dengan baik,” tutupnya sambil mengatakan, bahwa baru Ketua DPRD seorang yang menjadi pejabat pertama yang bertandang ke rumah mereka.

Laporan: Mas Jaya

  • Bagikan