Festival Budaya "Negeri diatas Awan" Resmi Dibuka

  • Bagikan
-Pj. Bupati Bombana Hj. Sitti Saleha resmi membuka festival Budaya Tangkeno III di Desa Tangkeno Kecamatan Kabaena Tengah Kabupaten Bombana Sabtu (24/9/2016). Foto: Badar / SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: BOMBANA – Pj. Bupati Bombana Hj. Sitti Saleha resmi membuka Festival Budaya Tangkeno III, di Desa Tangkeno, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana, Sabtu (24/9/2016)

Festival yang menampilkan aneka karya seni dan budaya masyarakat Pulau Kabaena itu, tampil secara memukau dan semarak. Sebagai pembuka festival, pengunjung disuguhkan sejumlah tari-tarian khas daerah, diantaranya tarian tradisional Lumense yang diperagakan oleh dua putri cantik.

Kegiatan yang dipusatkan di pelataran wisata plaza Tangkeno itu, makin semarak ketika tampilnya tarian klousal. Tarian yang diperagakan puluhan siswa siswi dari sekolah dasar,  menampilkan sejumlah atraksi dengan formasi tarian yang lentik dan indah.

Persembahan tarian klousal ini menggambarkan hadirnya seorang putri di pulau Kabaena untuk dipersembahkan kepada Anakia Mokole (Sebutan Raja setempat). Diriwayatkan sosok putri jelita itu, adalah seorang bidadari yang datang dari kayangan.

Dengan mengendarai kereta dan dikawal delapan penari. Cerita sosok putri itu, ikut diperagakan dalam tarian klousal tersebut.

Festival Desa Tangkeno atau disebut Negeri diatas awan ini merupakan kegiatan yang ketiga kalinya. Digelar di Desa Tengkeno, sebuah pemukiman yang terletak di salah satu lembah di puncak gunung Sambampollu, yang merupakan gunung tertinggi kedua di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pj Bupati Bombana Sitti Saleha mengatakan Festival Tangkeno merupakan sarana untuk melestarikan dan mengembangkan aneka potensi budaya masyarakat Kabaena. Menurutnya, Pulau Kabaena menyimpan seribu satu potensi wisata yang sangat indah dan menakjubkan.

Potensi ini bila terus digelorakan dengan baik, akan memikat animo wisatawan untuk berkunjung diwilayah Kabaena.

Buntut dari semua itu, kata mantan kadis Disperindag Provinsi Sultra ini, dapat menggerakan sendi pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat setempat. “Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini. Kabaena dikenal sebagai daerah tambang.

Jika tambang selama ini belum juga melahirkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat. Maka sudah saatnya kita ganti dengan potensi pariwisata,” ujarnya saat membuka kegiatan.

Sementara itu, Kadis pariwisata dan ekonomi kreatif Bombana, Janariah S.sos menjelaskan Festival Tangkeno dihelat selama lima hari, dimulai  sejak 24 – 29 September 2016.

Festival acara Festival akan menyuguhkan aneka lomba Seni dan Budaya Pulau Kabaena. Diantaranya, Lomba Lulo kreasi, Tari Lumense, Lulo Alu, Lagu daerah, aneka permainan dan cerita rakyat, cipta tari kreasi Montolea serta Pemilihan Putra-putri waipode anadaloa. “Kegiatan ini kami laksanakan tiap tahun. Ini merupakan pelaksanaan yang ke tiga kalinya,” ujar Janariah.

Sementara itu Ketua tokoh adat Kabaena Abdul Majid Ege mengatakan hadirnya Festival merupakan bagian dari upaya memperkokoh kebudayaan yang dimiliki masyarakat Kabaena secara turun temurun.

Pensiunan tenaga Pendidik di salah satu sekolah Dasar Pulau Kabaena ini, menjelaskan hadirnya era globalisasi seperti saat ini, perlahan akan mengikis kearifan budayaan lokal suatu daerah. Jika persoalan itu tidak diantisipasi sejak dini, maka lambat laun budaya lokal kita akan punah dimakan waktu.

“Ini salah satu uapaya untuk melestarikan kearifan budaya lokal Pulau Kabaena di satu sisi. Sementara sisi lain, kami juga ingin mempromosikan keragaman budaya Kabaena kepada khalayak luar. Bahwa, Pulau ini memiliki warisan budaya yang tidak kalah menarik dengan daerah lain di Indonesia. Baik itu yang lahir dari seni dan budaya masyarakatnya, maupun potensi panorama alamnya yang eksotik,” ujar Abdul Majid Ege.

  • Bagikan